"Hal yang paling membahagiakan dalam hidup ini adalah ketika kita yakin bahwa kita dicintai orang yang kita cintai."
Daun – daun mengalun
diiringi musik matahari. Ranting – ranting menari indah bersama akar yang terus
menancapkan tombaknya. Kita bertemu di persimpangan jalan yang sulit ku
mengerti. Kedua pasang bola mata kita saling bertentangan. Matamu menelisik tajam
menusuk rongga - rongga dan setiap sel serta jaringan yang menyusun tubuhku.
Jujur, aku tak kuasa menatap mata pisau yang menggoyakan setiap ruang dalam
hatiku. Sekali lagi, benar - benar tak kuasa.
Tatapan kita mengabur
ketika bel sekolah terdera. ingin rasanya lebih lama aku untuk berada di
sampingmu. Aku masih ingin mendengar suara detak jantungmu di samping detak
jantungku yang terus berpacu. Aku masih ingin menatap setiap guratan surgawi
pada garis yang melintang di bibirmu. Ketika langkah kita berderap saling
menjauh, ketika itu pula detak jantungku berhenti berlari, dan saat itu pula
aku tidak lagi berharap untuk bisa mendengar detak jantungmu.
Kau ingat ketika tangan
kita saling menyatu ? Aku merasakan detak nadi di setiap hembusan nafasmu dan desiran
darah yang menyatu dalam tulang - tulang yang rapuh. Jantungku benar - benar
berpacu, lebih cepat dibanding kecepatan mobil pada ajang balap bergengsi
Formula 1. Bahagiaku bertambah banyak, lebih banyak
dibanding susunan pohon faktor bilangan satu triliun dengan bilangan pembagi
angka dua. Rasa cintaku semakin bertambah seiring bertambahnya detik dalam
detak jam yang terus berdentang.
Kau ingat ketika kita
saling bercanda dan tertawa bersama ? senyummu begitu manis, lebih manis dai
fruktosa dan dekstrosa. sinar - sinar pada gigimu lebih indah dibanding
sinar rembulan pertengahan. lengkung senyum di wajahmu, lebih menarik daripada
bulan sabit. Kau dengar ketika bibirku menyebut namamu di malam hari pada
tidurku ? Bibir ini bertingkah sangat durhaka pada tuannya.
Aku tahu kau tidak akan
melakukan hal bodoh yang aku lakukan. Aku tahu dan yakin bahwa kau tidak
merasakan apa yang ada pada hatiku saat ini. Ketahuilah, aku menciptakan hati
ini untukmu, Tapi apakah kau menciptakan ruang agar hatiku dapat menetap ? Dan
ketahuilah cerita ini berawal dari tatap keempat bola mata kita yang saling
bercerita pada ranting – ranting yang berjatuhan. []
Komentar
Posting Komentar