Langsung ke konten utama

KAU MEMBAKARKU BERKALI – KALI


Aku pernah tinggal di buku 
catatan harianmu dan kau bakar 
di kaki pohon mangga di samping 
kamar tidurmu. Kau kembalikan 
aku jadi pohon dan aku semakin 
mencintaimu.

Aku ranting yang kemarin sore 
kau potong karena menyentuh 
kaca jendelamu. Akan kau dengar 
aku tidak berhenti mengucapkan 
namamu ketika apimu menghabisi 
tubuhku sekali lagi.

Kelak aku adalah rumput yang 
mencium telapak kakimu ketika 
kau kelelahan menjemur pakaian 
anak – anakmu yang nakal.

Buat apa kuserahkan hidupku 
kepada hal – hal lain, jika cinta juga 
bisa membunuhku. Berkali – kali dan 
berkali – kali lebih perih. 


~M. AAN MANSYUR 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI TIDAK MENYELAMATKAN APAPUN

Puisi tidak menyelamatkan apapun, namun memberi keberanian membuka jendela dan pintu pda pagi hari.  Menyeret kakiku menghadapi dunia yang meleleh  di jalan – jalan kota yang tidak berhenti berasap. Puisi tidak menyelamatkan apapun, namun dari matanya  kulihat seekor anjing berjalan menuntun seorang pria tua  buta ditaman. Dari hidungnya kuhirup ladang – ladang jauh  yang tumpah sebagai parfum mahal dipakaian orang asing.  Dari telinganya kusimak musik dari getar senar gitar para  imigran bernasib gelap. Puisi tidak menyelamatkan apapun, namun jari – jarinya  menyisir rambutku yang dikacaukan cuaca. Sepasang  lengannya memeluk kegelisahanku. Tubuh ayahku  kumakamkan di punggungnya yang bersayap. Tanah  kelahiranku memanggil – manggil di suaranya  yang sayup.  Dan di lembab bibirnya kukecap senyummu  berulang kali setiap redup dan berharap.  ~M. AAN MANSYUR

DIJALAN MENUJU RUMAH

Di jalan menuju rumah, aku tidak mampu  membedakan antara pagi yang lumrah  dan sore yang merah bagai kesedihan  pecah di sepasang matamu. Aku tidak mampu membedakan: kilau  lampu – lampu merkuri ditepi jalan  dan perkara yang tidak bernama  dalam diriku. Aku tidak mampu membedakan: suara   yang memanggil – manggil harilalu  dan beku udara yang menggigil  di tulang – tulangku. Aku tidak mampu membedakan,  apakah bayanganmu yang datang  atau tubuhku yang pulang ~M. AAN MASYUR