Di jalan menuju rumah, aku tidak mampu
membedakan antara pagi yang lumrah
dan sore yang merah bagai kesedihan
pecah di
sepasang matamu.
Aku tidak mampu membedakan: kilau
lampu
– lampu merkuri ditepi jalan
dan perkara yang tidak bernama
dalam diriku.
Aku tidak mampu membedakan: suara
yang memanggil – manggil harilalu
dan beku
udara yang menggigil
di tulang – tulangku.
Aku tidak mampu membedakan,
apakah bayanganmu yang datang
atau tubuhku yang pulang
~M. AAN MASYUR
Komentar
Posting Komentar